Keberadaan
Taman Nasional Meru Betiri sangat besar manfaatnya bagi masyarakat di sekitar kawasan. Sebagian besar masyarakat lokal yang berada di sekitar kawasan Taman
Nasional Meru Betiri mempunyai kemampuan, pengalaman hidup dan kebudayaan yang
dikembangkan secara turun-temurun termasuk dalam memanfaatkan
tumbuhan obat. Oleh karena itu telah
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan obat
oleh masyarakat di sekitar
kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Metode
penelitian yang dilakukan dengan cara observasi lapangan dan wawancara semi-structured . Hasil penelitian terinventarisir 157
spesies tumbuhan, 3 spesies hewan, dan 11 bahan mineral yang digunakan sebagai
obat tradisional dan 68 jenis penyakit dalam 23 kategori penyakit yang diobati
dengan menggunakan obat tradisional oleh masyarakat di sekitar Taman Nasional
Meru Betiri. Didapatkan juga 209 resep tradisional yang dimanfaatkan untuk
pengobatan. Bahan obat dapat dipakai secara tunggal maupun dibuat ramuan untuk
mengobati suatu penyakit tertentu. Dari tabel Use Value kunyit (Curcuma
domectica Val) mempunyai persentase tinggi (60%), temulawak (Curcuma xanthorhiza L.) (51%), daun sirih (Piper betle L.) (48%), Jahe (Zingiber officinale Roscoe) (45%). Berdasarkan Informant Concencus
Factor dan Use Value, terdapat 11
spesies tumbuhan untuk mengobati 10 jenis penyakit yang berpotensi untuk
dilakukan uji bioaktivitas lebih mendalam.
Tim peneliti: Iis Nur Asyiah, Sulifah Aprilya H,
Pujiastuti, Fitria Ramadhani
Artikel lengkap dan diskusi seputar topik abstrak ini silahkan hubungi Penulis :)






